7 Hadits Tentang Ka’bah Arab Latin dan Artinya

Mustafalan.com – Hadits tentang ka’bah. Saat sholat, kita menghadap ke arah kiblat. Kiblat yang umat muslim kenal adalah Ka’bah, letaknya di Arab Saudi dan terletak di barat Indonesia agak serong ke arah barat laut.

Ka’bah, juga memiliki nama lain Al Ka’bah Al Musyarrafah adalah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam, Masjidil Haram. Tempat ini merupakan tempat paling suci dalam Islam.

Selain sebagai arah sujud, Ka’bah juga menjadi tempat berkumpulnya jamaah ibadah haji pada musimnya. Jamaah haji mengelilingi Ka’bah atau yang biasa dikenal dengan tawaf dan menyentuh batu hajar aswad sebagai salah satu rukun ibadah.

Masih banyak hal-hal menarik tentang ka’bah yang dijelaskan dalam hadits shahih atau dalil. Untuk itu di sini kami ingin membagikan daftar kumpulan hadits shahih tentang Ka’bah lengkap dalam bahasa Arab, latin, dan artinya.

Daftar Hadits Tentang Ka’bah

Berikut langsung saja tanpa banyak basa basi lagi, silahkan simak daftar kumpulan bacaan lafadz doa hadits dan dalil shahih tentang Ka’bah. Ditulis dalam bahasa Arab, latin, beserta terjemahan bahasa Indonesia lengkap.

1. Nikmati Rumah Allah SWT

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِسْتَمْتَعُوْا بِهَذَا الْبَيْتَ فَقَدْ هُدِمَ مَرَّتَيْنِ، وَيُرْفَعُ فِي الثَّالِثَةِ).

أخرجه البزار وابن خزيمة وابن حبان، وصححه الألباني

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhuma, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Nikmatilah[39] rumah Allah ini (Ka’bah), sungguh Ka’bah ini pernah dihancurkan dua kali[40], dan pada kali ketiganya di angkat“.

2. Ka’bah Sebagai Kiblat

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ : دَخَلْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْتَ، فَجَلَسَ، فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَكَبَّرَ وَهَلَّلَ، ثُمَّ ماَلَ إِلَى مَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْبَيْتِ، فَوَضَعَ صَدْرَهُ عَلَيْهِ، وَخَدَّهُ وَيَدَيْهِ، ثُمَّ خَرَجَ فَأَقْبَلَ عَلىَ الْقِبْلَةِ وَهُوَ عَلَى الْبَابِ، فَقَالَ : هَذِهِ الْقِبْلَةُ، هَذِهِ الْقِبْلَةُ.

 أخرجه النسائي وصححه الألباني

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata : “Saya pernah bersama Rasulullah shallahu alaihi wasallam memasuki Ka’bah, lalu beliau duduk dan memuji serta menyanjung Allah, lalu bertakbir dan bertahlil, kemudian beliau melangkah kedepan bagian Ka’bah dan meletakkan dadanya, pipinya dan dua tangannya[48] (pada Ka’bah), lalu beliau keluar dan menghadap ke-arah kiblat sedang waktu itu beliau berada di pintu, lalu beliau bersabda : Ini adalah kiblat, ini adalah kiblat.”

3. Jangan Melarang Thawaf

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ، لاَ تَمْنَعُوا أَحَدًا طَافَ بِهَذَا الْبَيْتِ وَصَلَّى أَيَّةَ سَاعَةٍ شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ.

أخرجه أبو داود والنسائي، والترمذي وابن ماجه، وصححه الألباني

Dari Jubair bin Muth’im bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Wahai Bani Abdi Manaf[50], janganlah kalian melarang seoranpun yang akan thawaf (mengelilingi tujuh kali) sekitar Ka’bah, dan seorang yang akan menunaikan shalat pada waktu malam atau siang.”

4. Ibadah di Ka’bah

عَنِ ابْنِ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ : أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يُزَاحِمُ عَلَى الرُّكْنَيْنِ، فَقُلْتُ : يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، إِنَّكَ تُزَاحِمُ عَلَى الرُّكْنَيْنِ زِحَامًا مَا رَأَيْتُ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُزَاحِمُ عَلَيْهِ. فَقَالَ : إِنْ أَفْعَلْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِنَّ مَسْحَهُمَا كَفَّارَةٌ لِلْخَطَايَا.

 وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ : مَنْ طَافَ بِهَذَا الْبَيْتِ أُسْبُوعًا فَأَحْصَاهُ كَانَ كَعِتْقِ رَقَبَةٍ.

وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ  : لاَ يَضَعُ قَدَمًا وَلاَ يَرْفَعُ أُخْرَى، إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطِيئَةً، وَكُتِبَتْ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ.

أخرجه الترمذي ، وصححه الألباني

Dari Ibnu Ubaid bin Umair dari ayahnya : Bahwasanya Ibnu Umar berdesak-desakkan untuk mencapai dua rukun (Hajar Aswad dan Rukun Yamani), lalu aku bertanya : “Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Umar), engkau berdesak-desakkan saat penuh sesak agar dapat mencapai dua rukun, satu sikap yang tidak pernah seorangpun dari kalangan sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam   melakukannya ? kemudian ia menjawab : “jika aku melakukan hal ini aku tidak akan sakit, karena aku mendengar Rasulullah shallahualaihiwasallam  bersabda : “Sesungguhnya menyentuh keduanya akan menghapuskan dosa-dosa.”

Dan saya mendengar Nabi shallahualaihiwasallam bersabda : “Barangsiapa thawaf di Ka’bah tujuh kali dan menyempurnakannya (tidak lebih atau kurang), maka pahalanya adalah seperti membebaskan budak.”

Dan saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Tidakklah seseorang yang tawaf meletakkan salah satu kakinya, dan melangkahkan yang lainnya melainkan Allah akan hapus kesalahannya dengannya, dan dituliskan baginya kebaikan].”

5. Thawaf

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الطَّوَافُ حَوْلَ الْبَيْتِ مِثْلُ الصَّلاَةِ إِلاَّ أَنَّكُمْ تَتَكَلَّمُونَ فِيهِ فَمَنْ تَكَلَّمَ فِيهِ فَلاَ يَتَكَلَّمْ إِلاَّ خَيْرًا.

أخرجه الترمذي، وصححه الألباني

Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Thawaf mengelilingi Ka’bah seperti shalat, hanya saja kalian (boleh) berbicara dalam thawaf, barangsiapa berkata tatkala thawaf hendaknya mengucapkan ucapan yang baik.”

6. Pahala Keliling Ka’bah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أي عبد الله بن عمر – مَا أَرَاكَ تَسْتَلِمُ إِلاَّ هَذَيْنِ الرُّكْنَيْنِ، قَالَ : إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِنَّ مَسْحَهُمَا يَحُطَّانِ الْخَطِيئَة. وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ : مَنْ طَافَ سَبْعًا فَهُوَ كَعِدْلِ رَقَبَةٍ.

أخرجه النسائي، وصححه الألباني

Dari Abdullah bin Ubaid bin Umair bahwasanya seorang lelaki berkata : “Wahai Abu Abdurrahman (yaitu Ibnu Umar) aku tidak melihatmu menyentuh sesuatu kecuali dua rukun ini”. Ibnu Umar menjawab : saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Sesungguhnya mengusap keduanya akan menghapuskan dosa.”

Dan aku mendengar beliau shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “Barangsiapa thawaf tujuh kali mengelilingi Ka’bah akan mendapatkan pahala seperti pahala membebaskan budak.”

7. Sholat di Hijir Ka’bah

 عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، قاَلَتْ : كُنْتُ أُحِبُّ أَنْ أَدْخُلَ الْبَيْتَ فَأُصَلِّيَ فِيهِ، فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَأَدْخَلَنِي الْحِجْر، وَقَالَ  :  صَلِّي فِي الْحِجْرِ إِذَا أَرَدْتِ دُخُولَ الْبَيْتِ، فَإِنَّمَا هُوَ قَطْعَةٌ مِنَ الْبَيْتِ، فَإِنَّ قَوْمَكِ اقْتَصَرُوا حِينَ بَنَوُا الْكَعْبَةَ، فَأَخْرَجُوهُ مِنَ الْبَيْتِ.

أخرجه أبو داود والترمذي، وقال : حسن صحيح

Dari Aisyah radhiyallahuanha, ia berkata : dahulu aku suka masuk ke-Ka’bah dan shalat di dalamnya, kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam   memegang tanganku dan membawaku ke-Hijir , dan berujar : Shalatlah di Hijir jika engkau ingin masuk Ka’bah, karena hijir ini adalah bagian dari Ka’bah, sesungguhnya kaummu memendekkan bangunan ketika membangun Ka’bah, dan mengeluarkannya dari Ka’bah.”

Kesimpulan

Itu dia beberapa daftar hadits dan dalil shahih tentang ka’bah, kaum yang dipercaya menjaga ka’bah adalah, isi ka’bah adalah salib, sejarah berdirinya ka’bah, sejarah ka’bah yang sebenarnya, ka’bah berada di kota, rahasia isi dalam ka’bah, sejarah ka’bah menurut kristen, ukuran ka’bah.

Baca:

Tinggalkan komentar