Mustafalan.com – Hadits tentang janji adalah hutang. Sebuah ucapan janji yang dikatakan seseorang, itu ibarat hutang yang harus dilunasi. Sebagai manusia, tentu saja kita harus bertanggung jawab untuk menuntaskannya.
Ada banyak penjelasan dalam agama Islam bahwa janji harus ditepati, jangan sampai menjadi hutang yang tak dibayarkan. Termasuk juga nazar, itu merupakan janji yang harus dipenuhi jika nazarnya terpenuhi melalui puasa kafarat.
Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hutang adalah janji, Rasulullah SAW mengingatkan hutang harus dibayar, termasuk hutang yang kita ucapkan dalam janji tersebut. Bila tidak dilunasi, maka mungkin dosalah yang akan kita terima.
Hal tersebut banyak terungkap dalam hadits dan dalil shahih tentang janji adalah hutang. Bagi yang belum tahu hadits tersebut, Anda bisa langsung menyimaknya dalam ulasan hadits tentang janji merupakan hutang di bawah berikut ini.
Kumpulan Hadits Tentang Janji Adalah Hutang
Langsung saja tanpa banyak bicara basa basi lagi, langsung saja silahkan simak ulasan lengkap mengenai kumpulan daftar hadits dan dalil shahih bahasa Arab, latin, beserta artinya tentang janji adalah hutang di bawah berikut ini.
1. Janji Harus Ditepati
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga, (1) jika berbicara berdusta; (2) jika berjanji maka tidak menepati; dan (3) jika diberi amanah, dia berkhianat.” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Terdapat empat perkara yang jika semuanya ada pada diri seseorang, maka jadilah dia orang munafik tulen (maksudnya, akan mengantarkan kepada nifak akbar, pen.). Dan jika ada pada dirinya salah satunya, maka dia memiliki sifat kemunafikan, sampai dia meninggalkannya, (yaitu): (1) jika berbicara, dia berdusta; (2) jika membuat perjanjian, dia melanggarnya; (3) jika membuat janji (untuk berbuat baik kepada orang lain, pen.), dia menyelisihi janjinya; dan (4) jika bertengkar (berdebat), dia melampaui batas.” (HR. Bukhari no. 34 dan Muslim no. 59, lafadz hadits ini milik Bukhari)
2. Kewajiban Menepati Janji
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda-tanda orang munafik ada tiga; kalau berbicara dia berdusta, kalau berjanji dia ingkar, dan kalau diberi amanah (kepercayaan) dia berkhianat.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْعِدَةُ دَيْنٌ
Dari ‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu dan ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janji adalah utang.”
Kesimpulan
Itu dia singkat saja mengenai kumpulan
hadits tentang janji adalah hutang, hadits tentang menepati janji, hadits tentang hutang, janji adalah hutang bahasa arabnya, cara membatalkan janji menurut islam, hadits tentang hutang yang tidak dibayar, janji ibarat hutang, hadits jujur dan menepati janji, bahaya mungkir janji.
Baca: