Mustafalan.com – Bacaan doa al makthurah untuk jodoh. Jodoh adalah sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Siapa jodoh kita tidak ada yang mengetahui, di mana kita bertemu dan seperti apa sifatnya juga tak akan pernah kita perkirakan.
Namun yang pasti, jodoh akan selalu hadir di saat yang tepat. Ketika semua bagian dalam diri kita sudah siap bersikap dewasa. Meski begitu, jodoh bukan sebuah hal yang dapat dipasrahkan dan ditunggu kapan tibanya.
Sebagai seorang muslim, kita harus berusaha mencari di mana jodoh itu berada meski kita tak tahu keberadaannya di mana. Adapun hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain berdoa, melakukan sholat tahajud, dan masih banyak lagi.
Salah satu amalan lainnya untuk memohon segera diberikan jodoh oleh Allah SWT adalah doa al makhthurah. Loh, baru dengar? Doa seperti apa itu? Bagi yang belum tahu mari silahkan simak penjelasan mengenai doa al makthuroh berikut ini.
Pengertian Al Makhthurah
Al makhthurat atau a ma’tsurat merupakan doa yang dicontohkan dan berasal dari Nabi Muhammad SAW sehingga memiliki sanad yang shahih. Doa ini sering dianjurkan oleh para ulama pada pagi dan sore hari.
Ketika membacanya, seseorang akan mendapatkan banyak sekali berkah dan kemuliaan. Salah satunya adalah bisa hidup dengan penuh kebahagiaan sebab Allah SWT mengangkat kebosanan dalam dirinya.
Mulai dari jodoh, pekerjaan, hingga hubungan sosial akan diberikan Allah SWT. Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengamalkan bacaan ini secara rutin. Bila mengamalkan al makthurat atau al ma’tsurat insyaallah kehidupan kita akan menjadi semakin nyaman.
Doa Al Makhthurah untuk Jodoh
Al makhthurah terdiri dari rangkaian doa yang begitu panjang dan lengkap, mulai dari ta’awudz, al fathihah, hingga surat-suratan pendek yang terdapat di dalam Alquran. Mungkin akan sulit dihafalkan terutama bagi yang tidak biasa mengamalkannya.
Berikut adalah teks lafadz bacaan doa al makhthurah untuk permohonan jodoh secara shahih yang benar dalam bahasa Arab, tulisan latin, serta terjemahan bahasa Indonesia yang benar. Silahkan disimak.
1. Ta’awudz
Auudzubillahi minasyaithaa nirrajim.
Artinya:
“Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk.”
2. Al Fatihah
Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”
Ar Rahmaanirrahiim.
Artinya:
“Yang Maha Pengasih, Lago Maha Penyayang.”
Maaliki yaumiddiin.
Artinya:
“Pemilik hari pembalasan.”
Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
Artinya:
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
Ihdinash-shirraatal musthaqiim.
Artinya:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya:
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
3. Surah 2 Al-Baqarah, Ayat 1-5
alif lām mīm
Artinya:
“Alif Lam Mim.”
żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Artinya:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
Artinya:
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
Artinya:
“dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya:
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
4. Al Baqarah : 255-257
allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm
Artinya:
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.”
lā ikrāha fid-dīn, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur biṭ-ṭāgụti wa yu`mim billāhi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wuṡqā lanfiṣāma lahā, wallāhu samī’un ‘alīm
Artinya:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
allāhu waliyyullażīna āmanụ yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nụr, wallażīna kafarū auliyā`uhumuṭ-ṭāgụtu yukhrijụnahum minan-nụri ilaẓ-ẓulumāt, ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn
Artinya:
“Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
5. Al Baqarah : 284-286
lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
Artinya:
“Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr
Artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn
Artinya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
6. Ali Imran : 1-2
allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm
Artinya:
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”
nazzala ‘alaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi wa anzalat-taurāta wal-injīl
Artinya:
“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.”
7. Thaha : 111-112
wa ‘anatil-wujụhu lil-ḥayyil-qayyụm, wa qad khāba man ḥamala ẓulmā
Artinya:
“Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman.”
wa may ya’mal minaṣ-ṣāliḥāti wa huwa mu`minun fa lā yakhāfu ẓulmaw wa lā haḍmā
Artinya:
“Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya.”
8. At Taubah : 129 (7x)
fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm
Artinya:
“Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”
9. Al Isra : 110-111
qulid’ullāha awid’ur-raḥmān, ayyam mā tad’ụ fa lahul-asmā`ul-ḥusnā, wa lā taj-har biṣalātika wa lā tukhāfit bihā wabtagi baina żālika sabīlā
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.”
wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahụ syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahụ waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā
Artinya:
“Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.”
10. Al Mu’minun : 115-118
a fa ḥasibtum annamā khalaqnākum ‘abaṡaw wa annakum ilainā lā turja’ụn
Artinya:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
fa ta’ālallāhul-malikul-ḥaqq, lā ilāha illā huw, rabbul-‘arsyil-karīm
Artinya:
“Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.”
wa may yad’u ma’allāhi ilāhan ākhara lā bur-hāna lahụ bihī fa innamā ḥisābuhụ ‘inda rabbih, innahụ lā yufliḥul-kāfirụn
Artinya:
“Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.”
wa qur rabbigfir war-ḥam wa anta khairur-rāḥimīn
Artinya:
“Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”
11. Ar Rum : 17-26
fa sub-ḥānallāhi ḥīna tumsụna wa ḥīna tuṣbiḥụn
Artinya:
“Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh).”
wa lahul-ḥamdu fis-samāwāti wal-arḍi wa ‘asyiyyaw wa ḥīna tuẓ-hirụn
Artinya:
“dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur (tengah hari).”
yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa yuḥyil-arḍa ba’da mautihā, wa każālika tukhrajụn
Artinya:
“Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi setelah mati (kering). Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”
wa min āyātihī an khalaqakum min turābin ṡumma iżā antum basyarun tantasyirụn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.”
wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja’ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
wa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfu alsinatikum wa alwānikum, inna fī żālika la`āyātil lil-‘ālimīn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
wa min āyātihī manāmukum bil-laili wan-nahāri wabtigā`ukum min faḍlih, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yasma’ụn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
wa min āyātihī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama’aw wa yunazzilu minas-samā`i mā`an fa yuḥyī bihil-arḍa ba’da mautihā, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy ya’qilụn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.”
wa min āyātihī an taqụmas-samā`u wal-arḍu bi`amrih, ṡumma iżā da’ākum da’watam minal-arḍi iżā antum takhrujụn
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).”
wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, kullul lahụ qānitụn
Artinya:
“Dan milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.”
12. Al Mu’min : 1-3
Haa miim
Artinya:
“Haa Miim.”
Tanziilul kitaabi minallahil ‘aziizil ‘aliim(i)
Artinya:
“Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui,”
Ghaafiridz-dzanbi wa qaabilittaubi syadiidil ‘iqaabi dziith-thauli laa ilaaha illaa huwa ilaihil mashiir(u).
Artinya:
“Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk).”
13. Al Hasyr : 22-24
huwallāhullażī lā ilāha illā huw, ‘ālimul-gaibi wasy-syahādah, huwar-raḥmānur-raḥīm
Artinya:
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”
huwallāhullażī lā ilāha illā huw, al-malikul-quddụsus-salāmul-mu`minul-muhaiminul-‘azīzul-jabbārul-mutakabbir, sub-ḥānallāhi ‘ammā yusyrikụn
Artinya:
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
huwallāhul-khāliqul-bāri`ul-muṣawwiru lahul-asmā`ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
Artinya:
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
14. Al Zalzalah
iżā zulzilatil-arḍu zilzālahā
Artinya:
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,”
wa akhrajatil-arḍu aṡqālahā
Artinya:
“dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,”
wa qālal-insānu mā lahā
Artinya:
“Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”
yauma`iżin tuḥaddiṡu akhbārahā
Artinya:
“Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,”
bi`anna rabbaka auḥā lahā
Artinya:
“karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.”
yauma`iżiy yaṣdurun-nāsu asytātal liyurau a’mālahum
Artinya:
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.”
fa may ya’mal miṡqāla żarratin khairay yarah
Artinya:
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,”
wa may ya’mal miṡqāla żarratin syarray yarah
Artinya:
“dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
15. Al Kafirun
qul yā ayyuhal-kāfirụn
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”
lā a’budu mā ta’budụn
Artinya:
“aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,”
wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud
Artinya:
“dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,”
wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum
Artinya:
“dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,”
wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud
Artinya:
“dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.”
lakum dīnukum wa liya dīn
Artinya:
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
16. An Nasr
iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ
Artinya:
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,”
wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā
Artinya:
“dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,”
Artinya:
fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā
“maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”
17. Al Ikhlas (3x)
qul huwallāhu aḥad
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
allāhuṣ-ṣamad
Artinya:
“Allah tempat meminta segala sesuatu.”
lam yalid wa lam yụlad
Artinya:
“(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya:
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
18. Al Falaq (3x)
qul a’ụżu birabbil-falaq
Artinya:
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),”
min syarri mā khalaq
Artinya:
“dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,”
wa min syarri gāsiqin iżā waqab
Artinya:
“dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,”
wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad
Artinya:
“dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),”
wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya:
“dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
19. An Naas (3x)
qul a’ụżu birabbin-nās
Artinya:
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”
malikin-nās
Artinya:
“Raja manusia,”
ilāhin-nās
Artinya:
“sembahan manusia,”
min syarril-waswāsil-khannās
Artinya:
“dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,”
allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
Artinya:
“yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,”
minal-jinnati wan-nās
Artinya:
“dari (golongan) jin dan manusia.”
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan lengkap mengenai doa al makthurah untuk jodoh, al matsurat, al matsurat kubro pagi, al-ma’tsurat sughra, al-ma’thurat meaning, al ma’tsurat pdf, tanda bertemu jodoh, perasaan saat bertemu jodoh, merasa yakin dia jodoh kita, jodoh dalam islam, firasat jodoh sudah dekat, sinyal jodoh dari allah, pertanda jodoh lewat mimpi menurut islam, jodoh adalah.
Baca:
- Bacaan Niat Puasa Mutih untuk Jodoh
- Niat Puasa untuk Meluluhkan Hati Seseorang
- Teks Bacaan Doa untuk Pengantin Baru Nikah